Sunday, May 21, 2017

Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata

Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

01 Agustus 2006 – 06:02   (Diposting oleh: Editor)

“Kami tidak menyia-nyiakan waktu, walaupun satu menit saja, karena kami berharap apa yang kami lakukan bisa bertahan selamanya. Yang terpenting adalah mengatasi segala hal yang ada saat ini sebaik mungkin dan berhati-hati dengan apa yang sedang berlangsung saat ini.” Cheng Yen, pendiri Tzu Chi, yayasan kemanusiaan yang berpusat di Hualien- Taiwan

Bagaimana mewujudkan kasih sayang dan cinta kita ke dalam suatu tindakan yang berarti bagi sesama yang sedang menderita atau sedang dilanda kesusahan? Yang jelas hal itu membutuhkan kekuatan besar. Dikatakan bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah kekuatan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas, entah dalam bentuk materi, waktu, motivasi atau tenaga.

Wanita yang dianggap sebagai mahluk tidak berdaya ternyata banyak berkiprah dalam misi kemanusiaan. Beberapa diantara mereka adalah Bunda Teresa atau Master Cheng Yen. Kedua wanita tersebut telah melakukan ribuan aktifitas dalam misi kemanusiaan yang menyentuh hati ribuan manusia di seluruh penjuru dunia. Ada baiknya kita belajar dari kedua wanita tersebut tentang bagaimana membuka hati sesering mungkin dan menghiasinya dengan cahaya cinta serta menemukan jati diri kita.

Teresa menegaskan bahwa yang terpenting untuk menolong orang yang sedang tertimpa kemalangan adalah segera melakukan tindakan nyata. Cheng Yen mengungkapkan hal
... baca selengkapnya di Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Tuesday, May 2, 2017

Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga

Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SAMPAI menjelang tengah malam pesta perkawinan puteri Ki Lurah Rantas Madan dengan putera Ki Lurah Jambar Wulung masih kelihatan meriah. Tamu-tamu duduk di kursi masing-masing sambil menikmati hidangan dan minuman yang diantar para pelayan serta sambil menikmati permainan gamelan dan suara pesinden Nit Upit Warda yang lembut mengalun membawakan tembang "Kembang Kacang."

Kedua mempelai yang berbahagia yaitu Ning Leswani dan Rana Wulung kelihatan duduk diantara para tamu dibarisan kursi paling depan, tepat dimuka panggung. Ki Lurah Rantas Madan duduk di samping Rana Wulung bersama istrinya sedang Ki Lurah Jambar Wulung di sebelah Ning Leswani juga bersama istrinya.

Karena masing-masing mempelai yang kawin adalah anak-anak lurah dari dua desa yang berdekatan maka dengan sendirinya suasana perkawinan meriah dan besar-besaran. Malam itu adalah malam pesta perkawinan yang pertama dan besok lusa akan dilanjutkan dengan pesta perkawinan yang kedua dan ketiga.

Pada menjelang dinihari di mana udara dinginnya mencucuk tulang-tulang sampai ke sungsum, tamu-tamu sudah banyak yang pulang.

Beberapa orang yang masih disana sudah mengantuk bahkan banyak yang tertidur seenaknya di kursi. Para pemain gamelan di bawah pimpinan Ageng
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1